Pengertian, Landasan Budaya dan Aspek aspek dalam Pencak Silat

    Pengertian Pencak Silat

    Pencak silat adalah seni olahraga bela diri yang berasal dari Indonesia, yang telah dilakukan oleh nenek moyang zaman dahulu secara turun-temurun sebagai yang perlu dilestarikan, dikembangkan dan dibina. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, pencak silat memiliki pengertian permainan (keahlian) dalam  mempertahankan diri dengan menangkis, dan membela diri, baik dengan menggunakan sejata ataupun tanpa senjata. Abdus Syukur dalam Maryono pada Tahun 1998 menyatakan bahwa pencak silat merupakan  gerakan keindahan dengan menghindar, yang disertakan gerakan berunsur, pencak silat dapat dipertonkan untuk sarana tontonan hiburan, padahal pencak silat adalah teknik bela diri yang menangkis, menyerang dan mengunci yang tidak dapat diperagakan di depan umum. 
    Kemudian ketua IPSI yang pertama Mr. Wongsonegoro  mengatakan bahwa pencak silat adalah gerakan serang bela yang  berupa tari dan berirama dengan peraturan adat  kesopanan tertentu yang bisa dipertontonkan di depan umum. Silat merupakan intisari dari pencak tersebut, yaitu ilmu bela diri untuk perkelahian atau membela diri  mati-matian yang tidak dapat dipertontonkan di depan umum. Pada tahun 1975 PB IPSI beserta BAKIN  mendefinisikan pencak silat adalah hasil budaya manusiaindonesia untuk membela, mempertahankan eksistensi (kemandiriannya) dan integritasnya terhadap  lingkungan hidup/alam sekitar untuk mencapai keselarasan hidup untuk meningkatkan iman dan takwa kita kepada Tuhan  Yang Maha Esa. 
    Ada juga dari pendapat salah satu ahli yaitu Atok Iskandar, menurut beliau pencak silat adalah bagian dari kebudayaan dari Indonesia dalam membela atau mempertahankan diri. Dalam segi kemandirian dan perhatian terhadap orang lain, serta makhluk hidup lain yang ada disekitarnya guna meningkatkan iman dan ketaqwaan kita kepada Tuhan.
    Nah, gimana? dari beberapa pendapat tentang pengertian pencak silat Menurut Para Ahli tersebut, kamu lebih setuju yang mana?
    Meskipun tidak terlalu baku, setidaknya kita semua bisa tahu bahwa pencak silat merupakan bagian yang tidak akan terpisahkan dari kebudayaan bangsa Indonesia yang kaya raya ini.Dapat kita simpulkan juga, pencak silat adalah gerakan-gerakan indah dalam ilmu seni bela diri yang terdiri dari teknik menyerang dan menangkis yang bertujuan untuk mempertahankan diri dari ancaman atau bahaya yang menimpa ataupun ketika ingin digunakan untuk membantu orang lain.
    Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat kita ambil sebuah  kesimpulan adalah pencak dan silat merupakan ilmu bela  diri asli Indonesia yang dikemas dalam bentuk gerakan itu dapat dijadikan sarana tontonan hiburan atau menjadi saran dalam meningkatkan ketakwaan kita kepada Tuhan Yang Maha Esa.

    Landasan Budaya, Falsafah dan Kaidah dalam Pencak Silat

    Pencak silat merupakan hasil dari kebudayaan bangsa  Indonesia yang tersebar hampir di seluruh daerah di Indonesia  termasuk masyarakat rumpun melayu. Masyarakat  melayu dikenal dengan masyarakat agraris dan masyarakat  paguyuban, sehingga masyarakat melayu melahirkan budaya  kegotongroyongan, kekeluargaan, kekerabatan, kebersamaan, kesetiakawanan, kerukunan, dan toleransi sosial. Budaya gotong  royong yang dianut masyarakat melayu selalu melakukan  perbuatan positif untuk kemajuan bersama demi terwujudnya kehidupan kita yang lebih baik lagi, sehingga budaya dalam bergotong royong juga tergambar dalam pembelajaran pencak silat yang diaplikasikan dengan tujuan membela yang lemah dalam konteks kebenaran, kebenaran dalam  bingkai silaturahmi sesama manusia. 

    Falsafah pencak silat adalah falsafah  yang merupakan budi pekerti luhur sebagai  sumber dari sikap keseluruhan, perilaku, dan tingkah laku  manusia yang dikedepankan dalam mewujudkan tujuan hidup  dalam beragama dan ketinggian moral dalam hibur  bermasyarakat. Falsafah budi pekerti luhur dapat diaplikasikan  dalam bentuk pengendalian diri, seorang yang memiliki ilmu  bela diri Pencak Silat harus mampu mengendalikan diri dalam menjaga sikap dengan bertindak sesuai norma dan aturan yang berlaku  serta meningkatkan kualitas dirinya dengan menjadi  manusia yang bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta  menempatkan kepentingan masyarakat di atas kepentingan pribadi dan selalu menjaga keselarasan dan keseimbangan alam  dengan baik. Budi merupakan bagian dari aspek kejiwaan yang berunsur cipta, rasa dan karsa. Pekerti artinya watak atau akhlak, sedangm  luhur artinya mulia atau terpuji. Dengan demikian, falsafah budi  pekerti mengajarkan manusia sebagai makhluk Tuhan,  makhluk pribadi, makhluk sosial, dan makhluk alam semesta  yang selalu mengamalkan pada bidang masing-masing sesuai  dengan, rasa, dan karsa yang mulia.

    Kaidah pencak silat merupakan cara dasar  melaksanakan atau mempraktikkan pencak silat. Kaidah ini  mengandung ajaran moral serta nilai-nilai dan aspek-aspek  pencak silat sebagai satu kesatuan. Dengan demikian, aturan  dasar pencak silat tersebut mengandung norma etika, logika,  estetika, dan atletika. Kaidah ini dapat diartikan sebagai aturan-aturan yang mendasar untuk mengatur pelaksanaannya pencak silat secara teknis, etis, estetis dan atletis. Dalam pencak silat seorang pesilat harus memiliki kepribadian yang baik, maka akan lahirlah dengan ketinggian yang bermulia untuk mewujudkan kehidupan yang sangat aman dan tentram.

    Aspek aspek Pencak Silat

    1. Pencak Silat Mental Spiritual

    Rata-rata perguruan pencak silat di Indonesia mengajarkan  bagaimana pembentukan mental masing-masing pesilat  dengan mengombinasikan penerapan nilai-nilai agama. Seorang  pesilat tidak belajar bela diri saja untuk memperkuat hanya belajar bela diri saja untuk memperkuat mental tetapi kita wajib diiringi dengan pendekatan diri kita kepada Tuhan Yang Maha Esa agar kita bangkit secara pesilat yang tangguh fisik dan kemampuan ilmu yang sangat mempuni dan  terus menjaga hubungan dengan Sang Pencipta  dengan melakukan segala upaya dan memperluas jangkauan  perguruan pencak silat menghasilkan  pesilat yang memiliki Akhlak mulia. Tujuan pencak silat mental-spiritual adalah untuk mengaplikasikan nilai-nilai falsafah yang ada di perguruan-perguruan pencak silat. Dengan bagaimana kita menjaga hubungan baik dengan sesama manusia dan menjaga hubungan kita dengan Sang Pencipta. Semua itu bertujuan untuk mewujudkan sikap dan gerakan beladiri yang akan menjadi ciri khas dari masing-masing perguruan pencak silat  sebagai ekspresi dan  menjelaskan ajaran falsafah di masing-masing perguruan dalam  pelaksanaan pendidikan pencak silat tidak hanya sekedar mempelajari teknik bela diri saja, tetapi bagaimana kita membentuk kualitas kepribadian masing-masing individu.
    Apalagi seorang pesilat sudah menjadi pendekar harus  mampu menjaga, dengan membela nilai-nilai dasar
    budayanya seperti ketekunan, kesabaran, kejujuran,  kepahlawanan, kepatuhan, dan kesetiaan dan memberi landasan  apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan kepada warga  masyarakat . 
    Semua sikap tersebut harus ditanamkan baik-baik dimasing-masing pesilat agar dalam  kehidupan sehari-hari menjadi panutan dalam mewujudkan  masyarakat aman dan tenteram. Sebagai seorang pesilat memiliki Janji dan ikrar terhadap paguron/perguruan pencak silat yang menjadi tempat mereka belajar, hal itu sudah menjadi tradisi dalam pencak silat  agar tujuan dari masing-masing perguruan pencak silat dalam membentuk mentalspiritual dapat terwujud dengan baik dalam menciptakan pesilat tangguh, kuat dan berpegang teguh pada norma dan agama. 

    2. Pencak Silat Sebagai Bela Diri

    Indonesia memiliki berbagai macam suku bangsa dengan  berbagai budaya yang berbeda dengan karakter, sosial yang  melahirkan adat istiadat yang menjadi pegangan bagi setiap  masyarakat. Setiap suku di Indonesia memiliki tradisi  belajar pencak silat sebagai alat dalam melakukan pertahanan dari berbagai macam ancaman yang datang dari lingkungan dan alam atau juga bisa disebut dengan binatang dan manusia. pencak silat  merupakan pegangan masing-masing individu yang bisa dibawa ke mana saja sebagai bekal dalam mengarungi kehidupan. Dalam beladiri pencak silat juga memiliki tujuan untuk memperkuat naluri manusia agar bisa membela diri dari ancaman dan bahaya. Adapun aspek beladiri yang meliputi sifat kesiagaan fisik dan mental yang berlandaskan sikap kesatria, yang selalu melaksanakan dan mengamalkan dirinya dengan baik dan benar dan belajar diri dari sikap atau perilaku yang angkuh dan sombong untuk mengembangkan diri dari rasa dendam.
    Pesilat adalah suatu tata beladiri yang meliputi jurus-jurus yang berkaitan dengan satu sama lain dalam menciptakan sesuatu pola gerakan tertentu yang diaplikasikan oleh setiap pesilat. Jurus merupakan tatanan beladiri yang terdiri dari bentuk teknik-teknik sikap dan gerak yang saling bergantungan,  saling berhubungan secara fungsional menurut pola tertentu sebagai tujuan khusus yang menjadi identitas masing-masing perguruan pencak silat. Dalam melakukan pembelajaran pencak silat seorang pesilat akan diajarkan ilmu untuk beladiri untuk mengantisipasi kita ketika dalam situasi yang membahayakan, dalam situasi tersebut seorang pesilat harus mampu mengeluarkan ilmu bela diri sebagai antisipasi dalam melakukan apapun. Kemampuan beladiri ini juga untuk melindungi orang-orang kita yang berada dalam keadaan bencana disekitar, sehingga pesilat  dalam melakukan tindakan penegakan dan  pengawasan dalam mewujudkan keamanan dan
    perdamaian. Dalam pembelajaran pencak silat ada empat  komponen utama yaitu komponen penyangga, komponen  penggerak, komponen penyerang dan komponen pembela yang  setiap komponen tersebut digunakan dalam rangka sikap pasang,  gerak langkah, serangan dan belaan.

    3. Pencak Silat Sebagai Seni

    Dalam pembelajaran pencak silat  yang dikenal dengan keindahan gerakan yang diwujudkan dengan gerakan jurus  khas masing-masing wilayah dan kebiasaan dari mana pencak silat tersebut berasal dari gerakan-gerakan silat yang tertata rapi dan dikemas dalam sebuah bentuk seni akan terlihat berkarakter dari masing-masing perguruan pencak silat tersebut, bahkan dengan beberapa peragaan dalam bentuk seni gerak pencak silat  akan terlihat dari identitas setiap perguruan pencak silat, yang
    menjadi sebuah Keragaman dan kekayaan seni budaya Bangsa  Indonesia. Dalam pembelajaran pencak silat tidak  dapat dipisahkan antara pencak silat seni dan pencak silat bela diri  karena kedua unsur tersebut struktur yang sama dengan meliputi beberapa teknik sikap pasang, pola langkah dan serangan yang dikemas  alam satu kesatuan yang memiliki kesatuan serta berkaitan  satu sama lain. Perbedaan pencak silat seni dan pencak silat juga terletak pada nilai-nilai, orientasi papakem dan ukuran yang diterapkan dalam proses pelaksanaannya. Pelaksanaan pencak silat layak teknis, efektif, praktis, taktis dan pragmatis. Papakemnya logikanya dengan melakukan disiplin atau tentang urutan pelaksanaan sesuatu dengan menggunakan  penalaran atau perhitungan akal sehat. Pencak silat seni  layak estetis yang lebih keindahan dalam arti  bagaimana keselarasan dan keseimbangan terjadinya setiap  gerakan yang ditampilkan. Papakemnya etika disiplin dalam aturan tentang pelaksanaan dalam setiap gerakan dengan indah dan penuh makna.