Inilah Perguruan Pencak Silat Terbesar di Dunia

    Sejarah pencak silat PSHT atau Persaudaraan Setia Hati Terate memang sangat menarik untuk dikupas. Pencak silat ini merupakan salah satu seni bela diri yang asli berasal dari Indonesia yang kerap mengikuti ajang perlombaan, baik secara nasional maupun internasional. Di Indonesia sudah tercatat ada 840 berbagai aliran seni bela diri pencak silat yang telah tergabung menjadi anggota Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI), salah satunya yaitu aliran pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate atau sering disebut dengan singkatan PSHT.

    Lalu, bagaimana sejarah terbentuknya PSHT di Indonesia hingga menjadi perguruan terbesar didunia? Untuk mengetahui lebih jauh, simak ulasan berikut.

    A. Waktu Perintisan

    Dalam kilas perjalanan sejarah, Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) adalah sebuah organisasi ‘’Persaudaraan’’ yang mempunyai tujuan membentuk manusia yang berbudi luhur tahu mana yang benar dan salah dan selalu bertakwa kepada yang diatas yaitu Tuhan Yang Maha Esa dalam menjaga jalinan persaudaraan yang kekal dan abadi.
    Ki Hadjar Hardjo Oetomo, salah satu pendiri PSHT, dengan bantuan teman-temannya dari Pilang Bango, dengan berani menghalangi Madiun melewati kereta api yang membawa tentara atau perlengkapan militer Belanda. Penyerangan, pelemparan dan perusakan itu terjadi beberapa kali, hingga akhirnya ditangkap oleh PID Belanda dan divonis penjara di Cipinang dan dipindahkan ke Padang di Sumatera Barat. Setelah dibebaskan, Ki Hadjar Hardjo Oetomo yang mendirikan klub olahraga Pencak Setia Hati mengaktifkan kembali perguruannya hingga akhirnya berkembang dengan nama Persaudaraan Setia Hati Trate.
    Persaudaraan Setia Hati Terate mendukung RM Imam Koesoepangat, murid dari (adik) Mohammad Irsyad (adik) Setia Hati Pencak Sport Club (SH PSC), dan murid dari Ki Hadjar Hardjo Oetomo. Sebelum Ki Hadjar Hardjo Oetomo menjadi beberapa SH dan mendirikan SH PSC, ia adalah seorang siswa di SD Banteng Madiun. Guru kurang nyaman, bekerja di Reambate Siswa SS (PJKA) Bondowoso, Panarukan dan Tapen. Pada tahun 1906 ia meninggalkan PJKA dan bekerja sebagai Mantri di Pasar Spoor Madiun di Mlilir dengan jabatan terakhir sebagai mitra opsional di pasar Mlilir, Dolopo, Uberan dan Pagotan (wilayah selatan Madiun). Yang Pada Tahun 1916 telah bekerja disebuah pabrik gula di daerah Redjo Agung Madiun. Pada tahun 1917, ia menjadi saudara SH dan langsung dijual kepada Ki Ngabei Surodiwirjo, pendiri Ikhwanul Muslimin. Ia bekerja di Stasiun Madiun tahun ini hingga menjabat sebagai Komisaris Tinggi. Pada tahun 1922, ia bergabung dengan Sarekat Islam dan mendirikan klub olahraga Pencak Setia Hati di desa Pilangbango di Madiun, yang kemudian berkembang ke Nganjuk, Kertosono, Jombang, Ngantang, Lamongan, Solo dan Yogyakarta.
    Ia ditangkap oleh pemerintah Belanda pada tahun 1925 dan dipenjarakan di Cipinang, kemudian dipindahkan ke Padang di Sumatera Barat selama 15 tahun. SH PSC dibubarkan di Belanda karena disebut "pencak". Sepulang dari tahanan, SH PSC menjadi aktif dan untuk menyesuaikan dengan keadaan, kata “pencak” dalam SH PSC menjadi “pemuda”. Kata "pemuda" hanya dimaksudkan untuk menipu Belanda tanpa bisa dihancurkan. Dia hidup sampai tahun 1942 dengan kedatangan Jepang di Indonesia.
    Pada tahun 1942, atas saran SH PSC Soeratno Soerengpati, pemimpin Gerakan Indonesia Muda, nama SH Pemuda Sport Club diubah menjadi Setia Hati Terate. Saat itu, SH Terate adalah universitas tanpa organisasi.
    Pada tahun 1948, atas prakarsa Soetomo Mengkoedjojo, Darsono dan lain-lain mengadakan rapat di rumah Ki Hadjar Hardjo Oetomo di Desa Pilangbango, Madiun. Hasil konferensi menetapkan bahwa Setia Hati Terate yang dulunya merupakan universitas berubah menjadi Persaudaraan Setia Hati Terate yang dipimpin oleh Oetomo Mangkoewidjojo dengan Darson sebagai penggantinya. 
    Kemudian secara berurutan:
    · Tahun 1950, ketua Mohammad Irsyad Center.
    · Tahun 1974, Presiden RM Center Imam Koesoepangat.
    · Tahun 1977-1984, Ketua Majelis Pusat RM Imam Koesoepangat dan Ketua Badini Center.
    · Tahun 1985, Ketua Majelis Pusat RM Imam Koesoepangat dan Ketua Tarmadji Boedi Harsono Center. · Pada tahun 1988, Ketua RM Imam Koesoepangat meninggal dunia dan PSHT masih dipimpin oleh Ketua Tarmadji Boedi Hardjono.
    Untuk menjadi saudara dari "Terate" dari Persaudaraan Hati Setia, Anda harus terlebih dahulu mengikuti dasar pencak silat dimulai dengan sabuk kecil hitam, merah muda, hijau, dan putih. Pada titik ini, orang tersebut disebut siswa atau kerabat masa depan.
    Dalam pelatihan pencak silat, pelatih/warga (kakak SH) juga memberikan pelajaran dasar SH untuk siswa umum.
    Setelah menyelesaikan pencak silat dasar, seseorang yang dianggap sebagai warga negara atau kerabat SH, jika disahkan, akan didiskualifikasi oleh Dewan Pendukung. Papan pengukuhan ini berisi saudara-saudara SH "terbaik dari yang terbaik" yang dipilih melalui konsultasi dengan saudara-saudara SH. Sebuah proses kecil terjadi selama bulan Syura. Adapun beban yang dapat dipasok secara eceran antara lain: Ayam jantan, laut, pisang, sirih, dan lain-lain, bebannya sudah ditetapkan.
    Dalam proses pemasaran ini, para kandidat dibekali dengan kelengkapan dan integrasi pengetahuan fisik dan mental dan SH-in, seperti instruksi, instruksi yang mendalam dan komprehensif. Kakak baru bersertifikat SH, pada tingkat ilmunya disebut saudaraku (gelar pertama). Persaudaraan Setia Hati Terate juga dibagi menjadi tiga jenis tingkatan saudara, yaitu SH tingkat I (kelas ester), kelas II (kelas dua), kelas III (kelas tiga).
    Pada tahap pertama, Persaudaraan Setia Hati Terate mengajarkan 36 jurus pencak silat yang diwarisi dari Ki Ngabei Soerodiwirjo, serta pelajaran IPA SH yang akan diselesaikan pada tahap kedua dan ketiga. Gerakan-gerakan ini merupakan bagian dari banyak aliran pencak silat di Nusantara, termasuk Jawa Barat, Betawi (Jakarta) dan Minangkabau.
    Khadang SH Terate tersebar luas di seluruh Indonesia dan di banyak negara seperti Belanda, Perancis, Belgia, Jerman, Amerika Serikat, Australia, Malaysia, Singapura, Vietnam, Brunei Darussalam. Secara administratif, jumlah saudara kandung dimulai pada tahun 1986. Jumlah saudara dari tahun 1986 sampai 1999 adalah 108.267
    Dalam kilasan sejarah, Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) adalah sebuah organisasi “persaudaraan” yang bertujuan untuk membentuk orang-orang yang berbudi pekerti yang mengenal baik dan jahat serta bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa atas nama persaudaraan abadi.
    Organisasi ini didirikan pada tahun 1922 oleh Ki Hadjar Hardjo Oetomo dari Desa Pilangbango, Madiun (sekarang Desa Pilangbango, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun). Ki Hadjar Hardjo Oetomo adalah murid kesayangan Ki Ageng Soerodiwirjo (pendiri sekolah silat Setia Hati atau dikenal dengan sekolah SH). Ia juga disebut-sebut sebagai pejuang perintis kemerdekaan Republik Indonesia.
    Pada awal rintisan kiprahnya, Ki Hadjar mendirikan perguruan pencak silat bernama Setia Hati Pencak Sport Club (SH PSC). Awalnya, SH PSC memiliki peran yang lebih besar sebagai basis pendidikan dan pelatihan pemuda Madiun dalam menentang kolonialisme. Untuk menghadapi penjajahan, universitas ini beberapa kali berganti nama, yaitu dari SH PSC menjadi Setia Hati Pemuda Sport Club. Perubahan arti singkatan “P” dari “Pencak” menjadi “Pemuda” ini dilakukan dengan sengaja agar Pemerintah Hindia Belanda tidak curiga dan tidak membatasi kegiatan SH PSC. Pada tahun 1922, SH PSC berubah nama menjadi Seti Hati Terate. Padahal, nama itu merupakan prakarsa Suratna Soerengpati, murid Ki Hadjar—yang juga pelopor kemerdekaan berbasis Serikat Islam (SI). 


    B. Periode Pembaruan

    Sementara itu, Proklamasi Kemerdekaan yang diproklamasikan oleh Soekarno-Hatta pada tanggal 7 Agustus 1945 membawa perubahan dalam kehidupan bangsa Indonesia. Kebebasan bergerak dan menyatakan hak serta pemenuhan kewajiban warga negara terbuka dan dihormati sebagaimana mestinya. Dengan restu Ki Hadjar Hardjo Oetom pada tahun 1948, Soetomo mempromosikan Mangkoedjojo, Darson, dan beberapa murid Ki Hajar pada konferensi Setia Hati Terate yang pertama. Hasil; langkah pembaruan telah dimulai. Setia Hati Terate yang pada awal mula kiprahnya sebagai Perguruan pencak silat menjadi “organisasi persaudaraan” yang disebut “Persaudaraan Setia Hati Terate”.
    Mengapa ada langkah reformasi? Alasan utamanya adalah agar organisasi tercinta dapat menyesuaikan pekerjaannya dengan perubahan zaman dan nilai-nilai masyarakat di sekitarnya. Dengan berubahnya organisasi dari “persaudaraan” menjadi organisasi yang berdasarkan “sistem persaudaraan”, berarti suara perubahan telah dipanggil dan proses perubahan telah terjadi. Ini adalah transformasi fungsi organisasi dari sistem tradisional ke sistem organisasi modern. Dan organisasi modern ini diharapkan mampu menghadapi tantangan kehidupan yang semakin kompleks.
    Alasan kedua; sehingga organisasi yang dikembangkannya kemudian tidak dapat dikendalikan dan bergantung pada individu, sehingga kelangsungan organisasi dan keberlangsungannya lebih terjamin.
    Sesuai dengan perkembangan zaman, dari zaman penjajahan ke zaman kemerdekaan, tiga kali reformasi dilakukan pada Kongres SH Terate yang pertama pada tahun 1948.
    1. Merubah sistem Organisasi Pencak Silat dan Perguruan (paguron) menjadi “Organisasi Persaudaraan yang disebut Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT)”
    2. Ia menyiapkan dulu Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Dasar (ART).
    3. Suetomo Mangkoedjojo diangkat menjadi Presiden.
    Arti kata fraternity dalam paradigma baru PSHT ini adalah fraternity yang agak lengkap. Artinya, persaudaraan yang dilandasi oleh rasa saling menyayangi, mencintai, menghormati, dan saling tanggung jawab. Persaudaraan tidak tahu siapa saya dan siapa Anda. Persaudaraan tidak terbatas pada hegemoni global (derajat, pangkat dan martabat) dan bebas dari kefanatikan SARA (suku, agama, ras dan antar golongan).
    Suetomo Mengkoedjojo menyelesaikan jabatannya sebagai Ketua PSHT pada tahun 1974. Saat itu, perkembangan PSHT di luar wilayah Madiun dimulai. Disebutkan bahwa (5) cabang di luar Madiun telah berhasil didirikan. Surabaya, Yogyakarta dan Solo, antara lain.


    C. Periode Pengembangan

    Suara reformasi yang dicetuskan oleh Musyawarah SH Terate (jenis konsultasi: MUBES) di Pilangbango, Madiun, secara arif diakui sebagai era baru dalam perjalanan organisasi. Merupakan masa perubahan aktivitas organisasi dari organisasi tradisional ke organisasi modern. Konsekuensi dari perubahan tersebut, salah satunya adalah penguatan komitmen untuk memperbaiki organisasi agar lebih matang, berkembang dan lebih berkualitas.
    Peran Setia Hati Terate Brotherhood dalam membayangkan dirinya dalam komitmen ini dapat dilihat melalui salah satu usahanya saat ia berusaha untuk melebarkan sayapnya dan berekspansi ke luar daerah. Dan masyarakat yang fokus pada perkembangannya sangat heterogen, dari masyarakat yang lebih tinggi hingga masyarakat yang berada di bawahnya. Tak heran Persaudaraan Setia Hati Terate mendapat sambutan hangat dari berbagai kalangan.
    Perjanjian tersebut menciptakan kekuatan organisasi untuk bertumpu pada "sistem P". Java, tetapi built-in di luar Jawa. Selama ini cabang PSHT yang semula hanya memiliki 5 cabang, bertambah menjadi 46 cabang.
    Sepeninggal RM Imam Koesoepangat, pada 16 November 1987, beban dan tanggung jawab pimpinan PSHT beralih ke Mas Tarmadji. Sama seperti kedua tanggung jawab ini pada awalnya ditanggung oleh keduanya, sekarang hanya perlu untuk melakukannya. Namun, Mas Tarmadji. PSHT, terbukti dengan sistem koordinasi yang kuat antara pengurus dan terkadang orang-orang terkasih, telah berhasil memasuki kancah paradigma baru.
    Selain mengutamakan pengembangan sektor yang ideal, ia menggagas program pengembangan fisik organisasi dan pembangunan infrastruktur. Di tengah hiruk pikuk berbagai lembaga sosial – selain Ketua Umum PSHT H. Tarmadji Boedi Harsono, SE, ia juga ditunjuk sebagai Ketua Hiswan Migas, Ketua Ikatan Ikhwanul Haji Indonesia Kota Madiun, Direktur Al -Grup Bimbingan Haji Mabrur dan masih banyak lainnya. tidak termasuk pembangunan industri. .
    Selain hadirnya PSHT, didirikan pula yayasan yang bernama Yayasan Setia Hati Terate. Dalam perkembangannya Yayasan Setia Hati Terate berhasil membuat presentasi yang signifikan berupa lembaga pendidikan formal berupa Sekolah Tinggi Pariwisata (SMIP) Kusuma Terate dengan akreditasi yang diakui, SMIP Kusuma Terate berhasil mencetak siswanya. pekerja berpengalaman di sektor akomodasi perhotelan.
    Sementara itu, 
    Yayasan Setia Hati Terate juga mendirikan suatu lembaga ekonomi berupa koperasi yang bernama Terate Manunggal, hal ini dilakukan untuk menjamin kesejahteraan anggotanya. Selain memiliki bangunan monumental berupa Padepokan PSHT yang berdiri di atas lahan seluas 12.290 m2, di jalan Jl. Merak Nambangan Kidul, Kota Madiun, juga didukung oleh banyak aset lain yang diharapkan mampu beradaptasi di era globalisasi.
    Angka terakhir menyebutkan Persaudaraan Setia Hati Terate telah memperluas 200 cabang di seluruh Indonesia, termasuk 67 komisariat universitas dan beberapa komisariat asing. Jumlah total anggota lebih dari 1,5 juta. 

    D. Saat Go Internasional

    Saat Mas Tarmadji Boedi Harsono, SE dan Dr. Marwoto memimpin organisasi, sayap pertumbuhan PSHT semakin cepat tidak hanya di dalam tetapi juga di luar negeri. Dengan kiat PSHT Harus Go Internasional, Tarmadji berhasil mengharumkan nama PSHT di bidang kebudayaan dan peradaban dunia.
    Perlu dicatat bahwa banyak komisariat asing telah berhasil dilantik. Jadi PSHT Bintulu, Sarawak, Malaysia, Komisariat Belanda/Belanda, Komisariat Timor Loro Sae, Komisariat Hong Kong, Komisariat Moskow, Mesir, Australia, dll.
    Oleh karena itu, tekad untuk melanjutkan misi dan amanat organisasi tersebut tertuang dalam kata pengantar artikel oleh Ikatan Persaudaraan Setia Hati di Terate. Artinya: …… Ajak warga Anda untuk membuka tabir hati nurani di mana aturan "Mutiara Kehidupan"