Cabor Pecak Silat hanya meraih 1 Medali Emas pada SEA Games Vietnam 2021

    Pencak Silat Cuma 1 Emas di SEA Games, PB IPSI Curiga Ada Penjegalan

    Dalam Cabor Pencak Silat di Hanoi Vietnam Cabor Pencak Silat harus puas dengan hanya meraih 1 medali Emas saja.
    Dua atlet putri andalan Indonesia Riska Hermawan dan Ririn Rinasih berhasil menyumbangkan medali emas pertama dari cabang olahraga pencak silat pada ajang SEA Games Vietnam 2021 di Bac Tu Liem Stadium, Hanoi, RabuT.

    Tampil dalam nomor seni ganda, atlet pencak silat putri Indonesia ini tampil memukau di hadapan 10 juri dengan mengumpulkan total 9.955 poin, sementara pasangan bersaudara wakil tuan rumah hanya mampu mengemas 9.925 angka.

    Dengan pakaian hitam dan aksesoris penutup kepala dan selendang merah di pinggang, Ririn/Riska dengan apik menutupi setiap gerakan dengan kompak.
    Dukungan dari rekan sesama atlet semakin membuat Riska dan Ririn bersemangat hingga menyuguhkan seni silat yang memukau saat memperagakan gerakan bela diri menggunakan golok dan toya selama 3.01 menit.

    Tak berbeda jauh, tim tuan rumah juga berupaya tampil bersemangat di tengah dukungan para pendukung setianya.

    Namun, pekik sorak kemenangan pecah di suporter Indonesia setelah wasit mengumumkan pemenangnya untuk kategori seni silat ganda putri adalah pasangan Indonesia. 
    Lalu Riska dan Ririn pun sontak menyapa para penggemarnya dan mereka langsung berbaris mengelilingi arena dengan mengibarkan bendera Indonesia

    Riska Hermawan pun mengungkapkan kebahagiaannya. Bahkan, dia tidak menyangka sudah meraih medali emas beregu Indonesia di SEA Games kali ini bersama Ririn.

    “Alhammdulillah Ya Allah tidak menyangka, ini SEA Games saya yang kedua. Sebelumnya dapat perunggu. Memang dari semalam saya hanya banyak berdoa saja,” kata Ririn setelah diwawancara.

    Ia juga mendedikasikan medali emas ini untuk ayah tercintanya Cece Hermawan, yang meraih medali emas dalam jumlah yang sama di SEA Games di Indonesia pada tahun 1997, dan untuk kerabatnya, yang sebagian besar adalah pejuang.

    Dukungan khusus juga diberikan kepada Puspa Arum Sari yang baru pertama kali bermain di final hari ini, namun gagal.

    "Puspa datang dan berkata, jangan down. Kamu yang terbaik dan benar-benar yang terbaik." Kamu yang terbaik karena kamu berlatih setiap hari,” kata Riska saat diwawancara.

    Ia berharap dapat terus mendukung kontingen silat Indonesia yang masih berjuang merebut medali.

    Selain itu, terdapat faktor non teknis terkait fair play, tim Indonesia menemukan adanya kerjasama antar negara peserta dalam menangani atlet Indonesia. Ia menyebut istilah itu sebagai “musuh” bersama, terutama setelah Indonesia merebut kekuasaan di kancah Asian Games 2018 dan meraih 14 medali emas.

    Sebelumnya, harapan Tim Silat Indonesia untuk meraih emas pupus setelah pesilat tunggal putri Puspa Arum Sari dikalahkan atlet Filipina Mary Francine Padios dan beregu putra diperkuat Nunu Nugraha, Asep Yuldan Sani dan Anggi. Faisal Mubarak dikalahkan, dari Sobri Cheni, Abdul Karim Koolee dan Abdul Rahim Sidek dari Thailand.

    Pejuang Indonesia Muhammad Yachser Arafa (kanan) mengalahkan petinju Singapura Muhammad Hazim Bin Mohamed Yusli (kiri) pada final C 55-60 kg putra Pencak Silat SEA Games 2021 Vietnam di Bac Tu Liem Sports Center, Hanoi Vietnam.

    Indonesia secara tak terduga gagal mencapai target empat medali emas pada SEA Games 2021 di Vietnam. Selama pertandingan yang berlangsung 12-16. Mei 2022, menurut ANTAR, mereka hanya meraih satu emas, empat perak, dan tiga perunggu.

    Wakil Sekjen DPD Pencak Silat Bayu Syahjohan di Hanoi, Senin (17 Mei) mengatakan, kegagalan tim pencak silat merupakan bahan penilaian, seperti yang terjadi pada dua SEA games terakhir. Pada SEA Filipina Games 2019, Indonesia meraih dua medali emas atau gagal mencapai target tiga emas.

    “Evaluasi harus dilakukan berdasarkan petarung, pelatih, dan delegasi SEA Games,” kata Bayu 

    Dia juga mencatat bahwa ada masalah baru di arena, yaitu banyaknya wasit yang tidak memahami aturan baru liga, yang keluar tahun lalu.

    Penyebab pandemi Covid-19 membuat kegiatan sosialisasi semakin parah sehingga para hakim masih terkesima dengan aturan lama. “Ini terbukti di tim Indonesia, karena SEA games ini banyak yang sudah mengalami kerugian,” ujarnya.

    Bahkan, ia melewati Indonesia sebagai tuan rumah yang memperkenalkan fairplay di Asian Games, sehingga kemenangan datang hanya karena peningkatan performa atlet.

    "Ada wasit yang berbicara dengan saya dan meminta saya untuk tetap tenang karena mereka memastikan mereka netral di Indonesia. Artinya ada komunikasi untuk mencegah Indonesia," katanya.

    Menurutnya, keikutsertaan dalam seni ini dirasakan oleh Puspa Arum Sari yang ikut ambil bagian dalampertandingan kategori putri ini.

    " Puspa tidak ada lawan saat melihat lawannya dikategori tunggal putri itu. Saat Melawan Filipina di final, ketika Anda coba menonton lagi videonya, lawan jelas tidak berdaya. Dia terlihat lemah dibandingkan dengan anak SMA. Tapi ini penilaian subjektif saya." dia berkata.

    Seperti di babak penyisihan, di mana atlet utama Indonesia peraih medali emas Asian Games kehilangan Hanifan dari Yudani Kusumah karena didiskualifikasi oleh keputusan juri. Juga Iqbal Chandra Pratama, peraih medali emas Asian Games 2018 dan PON XX Papua 2021. Dalam laga itu, Iqbal yang memiliki 20 poin masih bisa mengejar lawan tanpa aksi yang berarti.

    "Untuk pertandingan Iqbal, kami protes dan membayar protes, tapi sepertinya hasilnya tidak bisa dibatalkan," katanya.

    Sementara itu, untuk tiga final hari terakhir, dia memutuskan ada dua pertandingan yang menunjukkan partisipasi. Adapun Ronald, diakui atlet tuan rumah tampil lebih baik. Dia menyoroti keputusan mengejutkan wasit yang memberi Mustakim pengurangan 10 poin untuk Kelas-B putra. Pelanggaran yang terjadi dianggap kurang serius jika dikurangi minimal 5 poin.

    "Dengan hanya 4 menit tersisa, sulit untuk kembali," katanya.

    Sementara itu, petarung utama Indonesia, Muhammad Yachser Arafa, gagal menyumbangkan medali emas setelah didiskualifikasi pada kelas C putra 50-60 kg pada SEA Games Vietnam 2021 di Stadion Bac Tu Liem di Hanoi Vietnam.

    Atas capaiannya tersebut, tim pencak silat Indonesia menyumbangkan satu medali emas dan dua perak untuk SEA Games Vietnam.

    Pengurus Besar Persatuan Pencak Silat Indonesia (PB IPSI) akan melakukan evaluasi pasca kegagalan perolehan medali di SEA Games Vietnam. Wakil Presiden PB IPSI Erizal Chaniago mengatakan salah satu kegagalan pencak silat dalam mencapai tujuan adalah adanya regulasi baru.

    "Peraturan tersebut belum diratifikasi secara internasional dan belum diterapkan di tingkat nasional. Kami akan evaluasi secara menyeluruh," kata Erizal

    Pada ajang olahraga terbesar se-Asia Tenggara edisi ke-31 itu, PB IPSI fokus pada pencak silat dan membawa pulang empat medali emas. Namun pada kenyataannya, hanya satu nomor yang bisa menyumbangkan emas. Riska Hermawan dan Ririn Rinasih di kategori ganda putri.

    Sementara itu, seluruh tim pencak silat Indonesia mengirimkan 21 nama. Selain satu emas, Indonesia juga meraih empat medali perak dan tiga perunggu.

    Hasil ini menempatkan Indonesia di peringkat kelima perolehan medali pencak silat. Vietnam memimpin peringkat dengan enam emas, dua perak dan lima perunggu. Prestasi ini lebih rendah dari SEA Games 2019 di Filipina. Saat itu, Indonesia menduduki posisi tertinggi dalam perolehan medali, dengan membawa 2 emas, 3 perak, dan 2 perunggu.

    “Sebagai wakil presiden PB IPSI, saya mohon maaf kepada Kementerian Pemuda dan Olahraga. IPSI bekerja keras tetapi belum mencapai tujuan yang ditetapkan oleh IPSI,” kata Erizal.

    Erizal mengatakan PB IPSI mengirimkan atlet-atlet terbaik. Menurut dia, para pemain yang akan bertanding di SEA Games 2022 adalah pemenang Asian Games 2018 dan PON Papua. "Selain itu, kami mendapat pelatihan jangka panjang dari Kementerian Pemuda dan Olahraga. Dan tentunya kami akan meningkatkan hal-hal non-teknis," katanya.

    Di sisi lain, Erizal menduga ada banyak alasan untuk mencurigai adanya penjegalan. Oleh karena itu, banyak atlet Indonesia yang mengikuti SEA Games Vietnam sering mendapatkan poin mismatch. Tak jarang, Erizal menilai keputusan wasit tidak masuk akal, merugikan Indonesia secara sepihak.

    Keluhan ini juga pernah terjadi pada SEA Games 2019 Filipina

    Pada SEA Games 2019, Pencak Silat Indonesia Juga Gagal Penuhi Target. Pada SEA Games 2019 juga terdapat keluhan Sistem Penilaian Juri.

    Indro, pelatih Tim Pencak Silat Indonesia, mengeluhkan penilaian juri. Menurutnya, para atlet Indonesia sudah berjuang dan bertanding lebih baik dari negara lain. Tim putra Indonesia juara Asian Games 2018 mendapat penilaian kurang bagus dan menempati urutan keenam dalam jumlah kesenian,” kata Indro.

    “Kemudian hanya satu dari empat petarung Indonesia yang muncul di pertandingan terakhir yang menang. Padahal, kita bisa lihat sendiri seluruh pesilat Indonesia memenangkan pertandingan final SEA Games tersebut," lanjutnya. 

    Dengan raihan dua medali emas di SEA Games 2019,tim pencak silat Indonesia pun gagal memenuhi target tiga medali emas. Dua emas ini diraih oleh Puspa Arum Sari dari nomor seni Individu putri, dan Suci Wulandari pada kelas tanding A (45-50kg). Puspa menjadi yang terbaik setelah meraih total nilai 467 poin pada perlombaan pencak silat. 

    Tiga perak diraih Jeni Elvis Klause di kelas tanding B putri (50-55kg), Khairudin Mustakim di kelas tanding A putra (45-50kg), dan Hanifan Yudani Kusumah kelas tanding D putra (60-65kg). Dua perunggu diraih Hidayat Limonu di kelas tanding B putra (50-55kg), dan Dino Bima Sulistianto di kelas seni tunggal putra. 

    Meski hanya meraih dua medali emas dan tiga medali perak di SEA Games 2019, kata Indro, tim pencak silat Indonesia masih tercatat sebagai pengumpul medali terbanyak. 

    "Kami masih bersyukur dengan dua medali emas dan tiga perak tetap menjadi juara umum cabor pencak silat SEA Games 2019," katanya. 

    Apa yang dialami di Filipina menurut Indro, ini menjadi bahan evaluasi bukan hanya bagi pelatih tetapi juga pengurus PB IPSI. "Kami akan menjadikan ini sebagai bahan evaluasi," tutupnya. Dari hasil tersebut, pencak silat Indonesia menyumbangkan dua medali emas dari total 14 medali yang diraih sejak hari pertama SEA Games 2019.

    “Padahal, tiga medali emas menjadi target kami di SEA Games 2019. Jadi saya kurang puas dengan meraih dua medali emas dan tiga medali perak. 
    Selain itu, potensi meraih tiga hingga empat sangat terbuka. Medali emas,” ujarnya.  Pelatih kepala tim pencak silat Indonesia, Indro Haryono